BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan media pada era globalisasi tidak terlepas dari
perkembangan teknologi yang secara fundamental sangat berpengaruh terhadap
perilaku manusia
Sejak
media massa pertama, Act Diurnal di zaman Romawi-Yunani hingga saat ini
perkembangannya sudah sangat maju. Bila pada percetakan Act Diurnal hanya
berupa kertas lembaran (news sheet),
kini media massa sudah sangat beragam. Media cetak sudah terdiri dari surat
kabar, tabloid dan majalah. Sedang media elektronik terdiri dari radio dan
televisi, juga meluas penggunaan e-news yang berbasis internet.
Perkembangan media massa di Indonesia kini juga tumbuh sangat pesat,
terutama sejak reformasi yang ditandai dengan pemberian kebebasan terhadap pers.
Sejak adanya suratkabar Baviasche
Nouvelles yang terbit di Batavia 1774, kini jumlah media cetak dan
elektronik semakin bertambah banyak dari waktu ke waktu.
Demikian
juga di negara kita, perkembangan media massa di Indonesia kini juga tumbuh
sangat cepat, terutama sejak masa reformasi, yang ditandai dengan pemberian
kebebasan terhadap pers salah satunya adalah Televisi. Televisi (dikenal dengan
nama TV) sebagai kotak ajaib, telah memberi pengaruh (negatif dan positif) bagi kehidupan umat manusia. Televisi dengan
kekuatannya menciptakan dunia yang tidak berjarak. TV sebagai jendela informasi
mulai dikembangkan ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian
Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput
kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah bagi
pertelevisian di Indonesia.
Televisi merupakan
media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang
update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. (Baksin, 2006:16)
mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi
(hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak
individu”.
Televisi sangat
berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan,
pada waktu tertentu sesuai dengan masing-msing jadwal televisi swasta ataupun
negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan, seperti kuis cerdas
cermat, debat ataupun seminar-seminar yang mendukung edukasi.
Menurut Lasswel, media massa berfungsi menghibur, memberikan informasi
dan mendidik (Effendi, 1986). Fungsi media massa begitu beragam, menurut
beberapa pakar. Salah satunya ialah menurut Effendi, media massa yang biasanya
juga dikatakan pers, sebagai sarana yang member informasi, menghibur, mendidik
dan mempengaruhi (Mondry, 2007).
Media Massa adalah
chanel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses
komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication).
Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media
massa (communicate with media),
(http://www.google.fungsi+ media+massa.co.id)
(Nurudin,2007: 38), Dapat dikatakan pula,
media massa (sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu membentuk masa
depan manusia. Karena salah satu alasannya adalah bahwa media massa yang kian
pesat pertumbuhannya dewasa ini merupakan dampak sejarah panjang komunikasi
umat manusia
Fungsi maupun peran media massa intinya ialah memberikan informasi.
Jika dilihat kondisi ini, begitu penting dan “hausnya” masyarakat akan
informasi. Bukan hanya sekedar informasi biasa, tetapi informasi yang menarik
dan terbaru.
Sebuah berita pada sebuah media massa memberikan dampak yang besar
terhadap masyarakat sehingga sudah seharusnya media massa memberikan informasi
yang objektif dan berimbang. Jika diamati, media yang lebih efektif dalam
penyampaian berita di televisi juga merupakan media melihat dan dengar.
Dalam sebuah buku yang
berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan
perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang
berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini
mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada
kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi.
Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang
berperilaku. Ia sedang membaca.
Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik
tirai tubuh, didalam tubuh manusia.
Dalam dewasa ini berita
kriminal merupakan berita atau laporan mengenai kejahatan yang diperoleh dari
polisi-polisi. Berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan adalah
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba,
tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum.
Berita kriminal yang sering di saksikan
di layar televisi dapat mempengaruhi jiwa anak remaja maupun mahasiswa untuk
bertindak lebih berhati-hati terhadap orang lain, tindakan kriminal tersebut
dapat di contoh oleh mahasiswa baik secara sadar maupun tidak, dan terkadang
dimana ada kesempata untuk melakukan hal-hal yang kurang baik maka disitulah
tindakan kriminal di praktekkan. Mahasiswa maupun remaja memandang berita
kriminal sebagai informasi yang perlu di ikuti untuk mencegah terjadinya tindak
kriminal pada diri individu.
1.1 Rumusan Masalah
1. a. Apa pengaruh dari berita kriminal tawuran di media massa televisi terhadap
perilakuMahasiswa?
2. b. Seberapa
besar pengaruh dari berita kriminal tawuran pelajar di media massa televisi
terhadap perilaku Mahasiswa?
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
:
a.
Mengetahui pengaruh dari berita kriminal
tawuran di media massa televisi terhadap perilaku Mahasiswa di AKBID Wirahusada
Malang?
b.
Mengetahui besarnya pengaruh dari berita
kriminal tawuran pelajar di media massa televisi terhadap perilaku Mahassiswa
di AKBID Wirahusada Malang?
1.3 Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari Penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Manfaat
Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan referensi
bagi kawan-kawan mahasiswa lain
2.
Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
1.
Dapat membandingkan teori yang diperoleh
saat kuliah dengan situasi yang sebenarnya di lapangan.
2.
Memahami peran dan fungsi media massa
televisi dalam memberikan informasi kepada khalayak.
3.
Menambah wawasan dan pengalaman pada
diri pribadi.
b. Lembaga
Pendidikan (Universitas)
1. Dapat
digunakan sebagai referensi atau acuan dalam penelitian lanjutan.
2. Sebagai
bahan penilaian bagi akademik.
3. Sebagai
bahan referensi bagi mahasiswa lain.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1
Pengertian
Komunikasi
Setiap manusia tidak akan terlepas
dari yang namanya peran komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan sosial (social
relation). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama yang lain yang karena berhubungan, menimbulkan interaksi
sosial (social interaction). Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication ). (Effendy, 2008: 03).
Istilah
komunikasi atau dalam istilah Bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksunya adalah sama arti. (Effendy, 2007: 09).
a.
Pengertian Komunikasi Secara Etimologi
Secara etimologi atau menurut asal
katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communi. Perkataan komunis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada
kaitanya dengan partai komunis yang sering di jumpai dalam kegiatan politik,
arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai
satu hal (Mondry, 2008: 1).
Jadi, komunikasi berlanggsung apabila antara
orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna yang mengenai suatu hal yang
di komunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang di
nyatakan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain
perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia
tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan
antara orang-orang itu tidak komunikatif.
b.
Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Secara
terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi
melibatka beberapa orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang
lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu,
komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi
manusia atau dalam bahasa asing human
communication, yang sering kali pula dengan komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia
sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial
atau komunikasi masyarakatankarena hanya pada manusia-manusia yang
bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk paling sedikit
terdiri dari dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai
penjalinnya.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat
dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigma
yang dikemukakan oleh Harold lasswer dalam karyanya, the structure and function of communication in society. Lasswell
mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan sebagai berikut : Who Say What
In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu, yakni:
-
Konikator ( commucator, source, sender )
-
Pesan ( message)
-
Media ( channel, media )
-
Komunikan ( communicant, communicatee,
receiver, recipient )
-
Effek ( effect, impact, influence )
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell
tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
(Mondry, 2008: 1-2), mengatakan
komunikasi diartikan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
a. Komunikasi
ialah mekanisme hubungan antara manusia untuk mengembangkan isi pikiran dengan
lambang-lambang yang mengandung pengertian dan dengan cara yang leluasa serta
tepat pada waktunya (Charles H. Cooley).
b. Komunikasi
adalah proses pengoperan perangsang/lambang-lambang bahasa dan komunikator
kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku individu-individu komunikan (Carl
I. Hovland).
c. Komunikasi
sebagai pengoperan lambang-lambang yang berarti diantara individu-individu
(William Albig).
d. Komunikasi
adalah proses penyampaian informasi, pengetahuan dan pengalaman supaya timbul
saling pengertian, keyakinan/kepercayaan serta control yang diperlukan (Sir
Gerald Barry).
e. Komunikasi
ialah usaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain (Wilbur Scharamm).
2.1.1
Model
Komunikasi
(Muhammad,2007: 5- 15), mengatakan model
komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu
1. Sumber Informasi (Information
Source)
Dalam
komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Tugas utama dari
otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-
juta pesan yang ada. Seringkali dalam kehidupan sehari- hari pesan itu
merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila berjumpa dengan teman
mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau kemana dan sebagainya. Dalam setiap kejadian, otak harus
memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi.
2.
Transmitter
Pemilihan
transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat
membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi
menggunkan mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi
transmitternya adalah alat- alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-
otot serta dengan tubuh lainnya yang terlibat dalam menggunakan bahasa
nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin- mesin , alat- alat
komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri, seperti
telepon, radio, televisi, foto dan film.
3.
Penyandian
(encoding) pesan.
Penyendian (encoding) pesan diperlukan
untuk menguba ide dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan alat- alat
suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot- otot tubuh dan individu
adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan
mesin, dimana alat- alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera,
penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh
dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dan suara manusia, televisi
perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
4.
Penerima
dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan
decoding atau penginterpretasikan pesan seperti berlawanan dengan istilah
penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter
menyandikan pesan dengan menggunakan alat- alat tubuh yang sederhana yang sanggup
mengamati signal.
5.
Tujuan
(Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah
tujuan yang dimaksud si komunikator . destination ini adalah otak manusia yang
menerima pesan yang berisi bermacam- macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai
kemungkinan dari arti pesan.
6.
Sumber
Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini
terlihat adalah faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari
transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman
di jalan kedengaran suara mobil lewat anak- anak berteriak yang semua itu
mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu di namakan noise.
2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat
karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi kebutuhan hidup.
Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat memanfaatkan media massa untuk
berbagai keperluan, sesuai dengan fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat
minimal mendapatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal
yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada
masyarakat yang belum menikmati media massa, mungkin hanya bagi masyarakat suku
terasing saja.
Menurut (Mondry, 2008:12), Media massa merupakan media informasi yang
terkait dengan masyarakat, digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat)
secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan.
Dengan demikian, tidak semua media informasi atau komunikasi dapat disebut
media massa. Telepon, meskipun dengannya kita bisa berhubungan, bukanlah
merupakan media massa karena hubungannya individu. Buletin intern suatu lembaga
juga bukan media massa karena informasinya terkait dengan kepentingan lembaga
yang kadang tidak dikelola secara profesional, bahkan tidak bertujuan demi
keuntungan.
Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila kita
bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila kita
bicara media elektronik, bisa berarti bicara radio, televisi dan terbaru
internet. Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu
media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik, baik
radio maupun televisi, sedangkan istilahnya masih sama, yaitu pers atau jurnalistik.
Karena itu, kini yang dimaksud dengan jurnalistik atau pers sudah meluas, bukan
hanya media cetak, tetapi termasuk juga media elektronik, sehingga untuk media
elektronik dapat dikatakan jurnalisme elektronik (electronic journalism), atau pada radio saja menjadi jurrnalisme
radio (radio journalism), pada
televisi menjadi jurnalisme televisi (television
journalism) (Assegaf, 1983).
2.2.2 Jenis-jenis Media Massa
Pada masyarakat luas, menurut (Menando,1981 ), saat ini media massa
dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang meliputi:
a. Media cetak
Media cetak mereupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak
berawal dari media yang disesbut Acta
Diurna dan Acta Senatus di kerajaan romawi, kemudian berkembang pesat
setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam
bentuknya, seperti surat kabar ( Koran
), tabloid dan majalah
b. Media elektronik
Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang
berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan suara
(radio),
bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang
disebut dengan media massa elektronik adalah radio dan televisi.
c. Media online
Media online merupakan media yang menggunakan jasa internet untuk
mengakses. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media
elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri.
Alasanya, media online menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis
informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan
dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.
2.2.3
Isi Media Massa
(Mondry, 2008:26) menjelaskan ketika seseorang membuka lembaran
media cetak (surat kabar, tabloid atau
majalah) atau mungkin sedang asyik menikmati media elektronik (menonton
televisi atau mendengarkan radio), tentu banyak yang dapat dinikmatinya.
Tetapi, bila semua itu dikelompokkan, ada yang mengatakan sebenarnya hanya dua
kelompok saja yang dinikmatinya, yaitu berita dan opini, sedangkan pendapat
lain menambahkan satu hal lagi, yaitu hiburan.
Pada halaman-halaman surat kabar, seseorang
bisa membaca berita, feature, artikel, kolom, surat pembaca,
tajuk rencana (editorial), foto,
cerpen, cerbung, dan iklan. Berita dan feature
merupakan informasi, sedangkan yang lainnya adalah opini. Kalau mau dipisahkan,
cerpen dan cerbung bisa dianggap hiburan. Melalui siaran televisi, orang
menonton berita, entertainment,
sinetron, telenovela, film, feature
televisi, dan iklan.
2.2.4 Fungsi Media Massa
Menurut Lasswell ( Onong:1986;26) fungsi dari media massa adalah:
a. Mendidik.
b. Memberi informasi.
c. Menghibur.
2.2.5 Peran Media Massa
Informasi di media massa secara umum terdiri atas berita dan opini,
yang tentu saja dilengkapi dengan foto bagi media cetak atau gambar bagi media
elektronik dan iklan. Berita dikatakan sebagai informasi yang menarik perhatian
masyarakat ( pembaca atau pendengar ) yang disusun demikian rupa dan
disebarluaskan kecepatannya, sesuai priodisasi media (Mondry, 2008: 83)
Model yang digunakan dalam media masasa dalam
menyampaikan informasi meliputi sumber, komunikator, pesan, saluran, komunikan,
dan tentu diharapkan dampak positif. Sumbernya tentu tim redaksi yang
menuangkan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, pesannya berupa
tulisan di media massa, salurannya media cetak atau elektronik, komunikannya
masyarakat dan diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat
(Mondry, 2008: 4) menyebutkan, media massa merupakan institusi
yang berperan sebagai agen of chage yang
menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:
a. Instusi pencerahan masyarakat, melalui
perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat
maju
b. Media massa juga menjadi media informasi kepada
masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan
media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya terhadap akan
informasi, masyarakat menjadi terbuka dengan informasi, sebaiknya pula,
masyarakat akan menjadi masyarakat informative, masyarakat yang dapat
menyampaikan informasi yang dimiliki masyarakat, menjadikan mereka sebagai
masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya
c.
Media
massa sebagai media hiburan. Sebagai agen
of chage, media massa juga menjadi institusi budaya, merupakan institusi
yang setiap saat menjadi corong kebudayaan dan katalisator perkembangan budaya
itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan masyarakat madani.
2.3 Pers
2.3.1
Pengertian Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk
lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis
saluran yang tersedia.
2.3.2. Fungsi Pers
Fungsi pers terdapat dalam UU Pasal 3 No 40 Tahun 1999
mengenai pers yang menyatakan bahwa:
1) Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional
dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
2.3.3 Karakteristik Pers
Pers juga memiliki karakteristik
yang sangat melekat dalam tubuh pers, maksudnya adalah cirri-ciri spesifik dan
sangat membedakan dengan media yang lain. Karakteristik ini harus selalu
menjadi panutan dan tolak pandang para pelaku pers, dan pelaku pers adalah para
wartawan, karakteristik persatu sendiri menurut (Haris Sumadiria, 2005: 36)
sebagai berikut:
1. Perioderitas
Maksudnya adalah pers harus terbit
secara teratur (setiap hari, minggu, bulan bahkan tiga bulan sekali). Jika
terbit setiap hari pun harus tetap konsisten pada waktu entah pagi, siang,
sore.
2. Publisitas
Pers harus ditujukan kepada khalayak
yang heterogen, heterogen disisni menuju dua dimensi secara geografis dan
psikologis, geografis disini merujuk pada data administrasi kependudukan
(misalnya gender, agama, pekerjaan, dan lain-lain), sedangkan psikologis
merujuk pada karakter, sifat, kebiasaan dan kepribadian seseorang atau suatu
tempat. Dengan heterogenitas yang terjadi maka pers dalam menyampaikan berita
hendaklah merujuk pada kaidah bahasa jurnalistik yang telah melekat.
3. Aktualitas
Informasi yang disuguhkan oleh pers
hendaklah berita-berita yang terbaru (up
to date) dan berita yang disampaikan harus benar-benar terjadi bukan hasil
rekayasa atau buatan. Maksud dari itas adalah kini dan keadaan yang sebenarnya.
Terdapat tiga dimensi itas yaitu: kalender, waktu dan masalah
Aktualitas kalender
adalah semua peristiwa yang tercantum dalam kalender atau tanggal. itas waktu
adalah peristiwa yag barusaja terjadi, sedangkan itas masalah adalah semua
peristiwa yang berhubung dengan peristiwa, dilihat dari topic, sifat, dimensi
dan dampak.
4.Universalitas
Pers dengan fungsi ini adalah
kesemestaan atau menyeluruh. Pers juga hendaklah berkaitan dengan sumber dan
materi keaneka ragaman materi isinya. Berita yang disampaikan harus berasal
dari empet penjuru arah Barat, Timur, Utara, Selata.
5. Objektifitas
Objektifitas adalah nilai etika dan
moral yang harus diperhatikan dan sebagai pegangan dalam dunia jurnalistik.
Berita harus menarik dan dapat dipercaya oleh pembaca
2.4 Berita
2.4.1 Pemahaman Berita
Berita menjadi menjadi informasi yang paling banyak ditemukan ketika
seorang membawa media cetak. Menurut Romli ( 2004 ), berita merupakan laporan
peristiwa yang memiliki nilai berita ( new
value )-aktual, factual, penting dan menarik. Sedangkan (Mondry, 2008: 133)
menyimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian
masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian atau ide ( pendapat ),
disusun demikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya. Dengan
definisi tersebutbdapat diketahui bahwa syarat berita harus:
a.
Merupakan
fakta, bukan karangan ( fiksi ) atau dibuat-buat
b.
Kalaupun
itu pendapat atau ide, bukanlah dari wartawan atau reporter yang menulisnya,
tetapi pendapat atau ide orang lain
c.
Informasi
itu harus ditulis dengan cara yang sudah ditentukan
d.
Disebar
melalui media massa secepatnya
Assegaff (1983) menuliskan, Charles A. Dana mengungkapkan pameo
terkenal tentang berita, dia mengatakan, bila orang digigit anjing, itu bukan
berita, tetapi bila orang mengigit anjing, itu baru berita. Batasan itu memang
tidak terlalu benar karena bila yang digigit itu tokoh terkenal, tetap saja
menjadi berita menarik.Tetapi inti yang ditangkap dari kalimat itu, berita
haruslah kejadian luar biasa sehingga menarik perhatian orang.
Batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain, yang dikutip (Assegaf,1983),
antara lain sebagai berikut:
a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita
merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian
besar khalayak.
b. Willard C. Bleyer, dalam buku Newspaper writing and Editing mengemukakan,
berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar
karena ia dapat menarik pembaca-pembaca media tersebut.
c. William S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat
didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari
fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik
perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan
pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.
2.4.2 Penentuan Bertia
Menentukan apakah suatu peristiwa memiliki
niulai berita sesungguhnya merupakan tahapan awal dari proses kerja keredaksionalan.
Biasanya seorang redaktur menentukan apa yang harus diliput, sementara seorang
wartawan menentukan bagaimana cara meliput. Adapun jabaran dari proses
penentuan berita yang dilakukan oleh bagian keredaksian, pertama redaktur
menugaskan reporter untuk meliput, kemudian reporter tersebut untuk mencari dan
mengumpulkan hal-hal yang diperlukan dalam proses penentuan berita biasanya
redaksi menyusun suatu perencanaan dengan membuat semacam check list ( daftar periksa ) tentang apa yang harus dilakukan.
(Kusumanigrat, 2006 )
2.4.4 Nilai
Berita
Syarat berita diminati adalah harus menarik perhatian “konsumen” atau
yang jauh lebih luas, tentu perhatian masyarakat. Berikut ini unsur-unsur
berita, seperti yang diungkapkan Assgaff
(1982: 25), antara lain:
a. Termasa (Aktual/ baru/ terhangat)
Suatu berita akan menarik perhatian apabila
informasi yang dijadikan berita itu merupakan sesuatu yang baru. Semua media
akan berusaha memberikan informasi tersebut secepatnya, sesuai periodesasinya.
b. Ternama (penting/ tidaknya) orang yang
diberitakan
Ada yang mengungkapkan, nama memunculkan
berita, maksud dari ungkapan itu bukan nama si Ali dan si Badu, tetapi ternama,
bukan pada orang yang diberitakan tersebut.
c. Jarak (jauh/ dekat) lingkungan yang terkena
berita
Suatu berita secara umum ingin diketahui
orang-orang yang “terkena” informasi itu, sehingga ada lingkungan yang
dipengaruhi berita itu. Senakin besar lingkungan yang kenak berita, semakin
menarik berita itu.
d. Keluarbiasaan
Informasi yang dijadikan berita akan menarik
perhatian masyarakat bila terdapapat keluarbiasaan, apalagi seandainya sesuatu
yang luar biasa itu belum pernah terjadi.
e.
Akibat
yang mungkin ditimbulkan berita
Seandainya da berita cabe didaerah A naik,
berita itu mungkin hanya masyarakat atau
petani daerah A yang tertarik pada informasi itu, tetapi bila di
beritakan pemerintah akan menaikan harga beras, tentu masyarakat seluruh
Indonesia ingin tahu informasinya karena kenaikan harga beras akan berlaku
diserulugh daerah di Indonesia. Hal demikian merupakan contoh dari akibat yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu berita.
f. Ketegangan yang ditimbulkan
Situasi tegang dapat menimbulkan rasa ingin
tahu dan menjadi bahan berita menarik. Suasana ketegangan ini menarik untuk
diberitakan sampai bagaimana hasilnya.
g. Pertentangan (conflict)
Bila ada orang bertengkar, minimal tetangganya
ingin tahu, meskipun mungkin melihat dan mendengar dengan diam-diam. Itu
kenyataan, pertentangan menarik perhatian.
h. Seks
Seks usianya mungkin hampir sama dengan
umurnya dengan sejarah kehidupan manusia selalu memainkan peran penting dalam
kehidupan.
i. Kemajuan
Manusia senang dengan kemajuan yang diperoleh,
baik kemjuan yang diperoleh oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain.
j. Emosi yang diungkap dari berita
Manusia merupakan mahluk yang sangat
dipengaruhi oleh emosi, seperti rasa marah, benci, sayang, kasih, termasuk
diantaranya simpti dan empati yang mungkin muncul akibat suatu kejadian yang
terjadi ditengah masyarakat.
k. Humor dalam berita
Kelucuan memang menarik perhatian, bahkan
samapai ada buku-buku humor banyak yang laris, bahkan ada yang bilang bahwa
sering tertawa akan membuat awet muda.
l. Human Interest
Istilah Human
Interest sebagai suatu unsur
sesungguhnya kurang tepat karena semua unsur beritra itu mengandung human interest atau dengan kata lain,
semua berita dimuat karena human interest.
Penggunaan istilah ini hanya sekedar pembeda, akibat unsur yang dimilikinya
berbeda dengan unsure-unsur yang lain.
Berbagai unsur berita yang terkait dengan
nilai berita tersebut akan “terlihat” dalam berita, tapi berdasarkan pengalaman
“orang pers” selain unsur tersebut, juga terdapat unsur-unsur lain yang tidak
terlihat dalam sebuah berita,tetapi dapat “dirasakan”, unsur itu meliputi
hal-hal berikut ini :
a. Akurat atau cermat
b. Lengkap
c. Kronologis
d. Magnitude (daya tarik)
e. Balance (berimbang
)
2.5 Televisi
2.5.1 Pengertian Televisi
Televisi merupakan
paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Pemirsa dirumah tidak
mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur-unsur radio dan tidak mungkin
dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar televisi jika tidak ada
unsur-unsur film.
Suatu program siaran
televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa karena dipancarkan oleh
pemancar. Dalam segi ini, prinsip pemancaran dan prinsip penangkapan oleh
pemancar televisi adalah sama dengan prinsip radio. Sering gambar pada layar
televisi mendadak menjadi jelek sedang suaranya tetap baik. Disini jelas bahwa
segi auditifnya baik dan pada siaran televisi terdapat unsur radio.
Sesuai dengan karakteristiknya
televisi adalah “salah satu bentuk media massa yang memancarkan “suara” dan
“gambar” yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya
melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh
pesawat-pesawat penerima dirumah”.(Palapah dan Syamsudin 1993:92).
Sedangkan menurut
Effendy (1986:197) bahwa Televisi terdiri dari istilah “Tele” artinya far, off,
jauh ditambah dengan “Vision” yang berarti penglihatan. Pengertian televisi
menurut Effendy menerangkan bahwa bila dipandang dari segi “jauh”-nya
diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatannya oleh gambar.
Televisi
mengubah wajah komunikasi massa dan bidang jurnalisme. Sejak awal kemunculannya
dalam gambar hitam – putih dan sedikt “renyak” hingga ke periode TV berwarna dewasa ini, televisi masih terus saja berkembang – menjangkau jutaan orang
setiap harinya.
Pengertian Televisi Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa
pula informatif, hiburan dan pendidikan. Penyampaian isi pesan melalui televisi
adalah langsung antara kominikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan
oleh televisi mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat
secara visual.Secara harfiah televisi artinya “melihat dari jauh”.
Rahmat,
2004. Media televisi merupakan media massa secara langsung, cepat dan efektif
yang amat kuat atas khalayak massa, juga sebagai saluran komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan –
pesan yang berupa informasi dan hiburan. Media massa khususnya televisi, telah
menjadi orang tua kedua (bahkan pertama) bagi anak- anak, guru bagi penontonnya, penghibur bagi yang
frustasi, dan pemimpin spritual yang dengan halus menyapaikan nilai- nilai
mitos dengan lingkungan Televisi dengan
tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Dengan sifatnya yang
immediaty, media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian
dengan penontonnya.Lahirnya budaya televisi (audiovisual) memenga mampu
menggeser dominasi budaya tulis.
Reudi
Hofmann (dasar- dasar apresiasi program televisi) menyebutkan, bahasa merupakan
kemajuan dari komunikasi antarmanusia pada zaman sebelum manusia mengenal
bahasa. Demikian juga sebelum tulisan yang memungkinkan bahasa “dibekukan”
dalam sebuah dokumen dilihat sebagai sebuah dokumen dilihat sebagi kemajuan
komunikasi yang bersifat lisan. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa dengan
adanya tulisan, peradaban manusia mengalamibeberapa kerugian juga, terutama
pada waktu tulisan mulai dicetak dalam jumlah besar. Televisi merupakan media
yang potensial menjadi sarana dalam memprogram image dikalangan audiensi.
TV
sebagai jendela informasi mulai dikembangkan ketika Indonesia menjadi tuan
rumah penyelenggaraan Asian Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut
pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961
merupakan momen bersejarah bagi pertelevisian di Indonesia. Menteri penerangan
atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan
panitia persiapan Televisi (P2T).
2.5.2 Kelebihan dan Kelemahan TV
a.
Kelebihan
TV
Cristopher
K. Passante (2008) Keunggulan TV adalah ketersediaannya. Pemirsa dapat memilih
sebuah jenis berita sesuai keinginannya, disemua jam dalam sehari. Berbedah
dengan produksi cetak, dimana anda harus pergi keluar untuk membeli, merangkat
pesawat TV sudah ada di Rumah dan semua acara bisa diatur dengan remote.
Jangkauannya yang luas dan seketika menyebabkan menjadi medium yang amat
relevan.
Keunggulan
lainnya adalah berita televisi bisa dibagi
kedalam beberapa acara reguler. Misalnya, ada mobil tanker membawa bahan
kimia terguling di jalan raya dan menyebabkan kebocoran cairan berbahaya,
menyebabkan jalan antarnegara bagian tertutup sementara di pagi hari saat jam
sibuk
Televisi
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1.
Informasinya dapat dilihat dengan lebih
lengkap dan lebih hidup
2.
Memiliki kemampuan menampilkan visual
dan audio
3.
Dapat merangkum beberapa media dalam satu program
4.
Dapat menggunakan berbagai efek dan
teknik untuk membuat daya tarik
5.
Dapat menghadirkan sumber yang sukar dan
langka
6.
Penggunaannya cukup fleksibel
7.
Dapat menampilkan proses (cepat),
animasi, gambar secara detail (media close Up/CU)
b. Kelemahan Televisi
Menurut
Mondry (2006), Selain memiliki kelemahan
yang relatif sama dengan radio, tentu saja ada kelemahan lain yang terkait
dengan gambar. Artinya, kelemahan televisi sama dengan radio, ditambah
kemungkinan terjadinya gangguan gambar. Seandainya terjadi gangguan terhadap
gambar televisi, media itu fungsinya menjadi seperti radio.
2.5.3
Fungsi dan Peran Televisi
a.
Fungsi Televisi
Fungsi Media Televisi Fungsi media televisi seperti, pers,
televisi, redio dan lain-lain, serta proses kominikasi massa semakin banyak
dijadikan objek studi, Pada dasarnya media itu memiliki fungsi dasar penting
sebagai
1. Media
merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja,
jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait, media juga merupakan
industri tersendiri yang memiliki peretiran-peraturan dan norma-norma yang
menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial
lainnya.
2.
Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi
dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau
sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan,
untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional.
4.
Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja
dalam pengertian pengembangan bentuk seni atau simbol tetapi juga pengertian
pengembangan bentuk seni atau simbol tapi juga pengertian pengembangan tata
cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
5. Media
telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara
kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilitian normatif yang dibaurkan
dengan berita dan hiburan .
2.6
Pengertian Berita Kriminal
Berdasarkan segi cakupan isi berita,
salah satunya yaitu berita kriminal. Berita kriminal adalah berita atau laporan
mengenai kejahatan yang diperoleh dari kepolisaian. Berita yang termasuk dalam
kejahatan adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian,
perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum.
Berita kriminal jadi daya tarik bagi berbagai kalangan masyarakat ( Husnun N
Djuraid, 2007: 52)
Berita kriminal adalah berita atau laporan
mengenai kejahatan yang diperoleh dari polisi-polisi. Berita yang termasuk ke
dalam berita kejahatan adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan,
pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang
melanggar hukum.
Secara harafiah kriminologi berasal dari
kata ”crime” yang berarti kejahatan atau penjahat dan ”logos” yang
berarti ilmu pengetahuan. Apabila dilihat dari kata-kata tersebut. Kriminologi
adalah pengetahuan kejahatan.
Pengertian harfiah tersebut memberikan kata pada suatu
pengertian yang sempit bahkan dapat juga merumuskan pada pengertian yang salah.
Pengertian kriminologi sebagai ilmu tentang kejahatan saja yang dibahas dalam
krimonologi tersebut. Suther Land dan Chresey mengemukakan bahwa yang dimaksud
dalam pengertian kriminologi adalah proses pembentukan hukum, pelanggaran hukum
dan relasi terhadap pelanggaran hukum. Dengan demikian, kriminologi tidak hanya
mempelajari tentang masalah kejahatan saja tetapi juga meliputi proses
pembentukan hukum, pelanggaran hukum, serta reaksi yang diberikan para pelaku
kejahatan.
Suatu informasi yang menyajikan suatu berita kriminal yang
membahas suatu kejahatan dan kekerasan didalam lingkup hukum yang ada di
Indonesia, dalam pembuatan atau pencarian data yaitu data yang di tempat
kejadian perkara dan mempunyai fakta dan aktual yang bersinggungan dengan badan
hukum, seperti hanya berita pencurian sepeda motor, pencurian di rumah kosong,
perampasan, pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, itu
semua sebagian dari tayangan berita kriminal yang dikemas oleh suatu berita
yang menayangkan berita kriminal.
Berita kriminal dikemas berbagai macam hal seperti hard
news, investigasi, komedi, soft news, pendalaman kasus permasalahan
kriminal yang akan di bahas. Berita kriminal juga di kemas tidak dari sisi
pelaku atau korban kejahatan saja, tetapi bisa di buat dari sisi profil
seseorang yang di dunia kriminal seperti halnya hansip, polisi, dan lain-lain.
Berita kriminal tidak hanya menampilkan kekerasan tetapi bisa menayangkan suatu
berita pesan dan tips tentang kriminal supaya audiens berhati dalam
menangulangi dan mengatasi tindak kriminal, karena kejahatan dapat di cegah.
Berita kriminal dalam materi berita disasaster dan crimes.
Dissaster (bencana) dan crimes (kriminal) adalah dua peristiwa
berita yang pasti akan mendapat tempat bagi pemirsa atau penonton. Berita-berita
semacam gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, banjir, dan bencana alam lainnya
termasuk berita kriminal adalah menyangkut masalah keselamatan manusia. Dalm
pendekatan psikologi, keselamatan menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar
manusia, sehingga tidak heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang
tinggi bagi pemirsanya
Berita
semacam ini jika disiarkan melaui media televisi akan berpengaruh lebih kuat
dibandingkan melalui media cetak. Hal ini disebabkan karena informasi yang disampaikan
melalui televisi dapat diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan dan
bersamaan. Sehingga selain dapat melihat, pemirsa juga dapat mendengar
apa yang diberitakan.
Berita kriminal dapat dikatakan sebagi tipe
berita keadaan darurat, yaitu keadaan yang menciptakan drama dan emosi, gempa
bumi, kerusuhan, perang, kejahatan (kekerasan), kebakaran atau kecelakaan,
memperlihatkan bahaya atau petualangan yang akan menangkap perhatian dan
kekhawatiran pemirsa.
Kerangka Berfikir
Sumber Informasi----Pemancar----Penerima------Tujuan..
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dengan ini penelitian
deskriptif kualitatif, dalam hal ini penelti bertindak sebagai instrument untuk
mewujudkan struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang
tercermin dalam fokus penelitian.
Bogdan
dan taylor yang dikutip dalam Moleong (2010:4) menyatakan ahwa metode
penelitian kualiatif adalah sebagai
produser penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati. Sedangkan definisi lain
dari metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki
karakter bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana
adanya dengan tidak merubah simbol atau bilangan.
Sedangkan
perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses
pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara
bekerja atau metode sistematik (Nawawi dan Martini 1994:174)
3.2 Lokasi Penelitian
Penulis
melakukan penelitian di Akademi Kebidanan Wirahusada (AKBID) Malang.
3.3 Sumber Data
Dalam
konteks ini sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh. Sumber data yang dipergunakan daam penelitian ini secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber
data adalah sebagai berikut :
1. Data
primer
Data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari sumbernya dan secara langsung dikumpulkan oleh
peneliti. Menurut sekaran (2006:60) “data primer mengacu pada informasi yang
diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel
minat untuk tujuan spesifik studi. Data primer dapat diperoleh dari individu
melalui wawancara, ataupun observasi.”
Data
primer pada penulisan proposal penelitian ini adalah mahasiswa AKBID Wirahusada
Malang. Dalam penelitian kualitatif posisi informan sangat penting perannya
sebagai individu yang memiliki informasinya. Karena posisi saat ini, sumber
data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut
informan dari pada responden.
Menurut
Sabafiah Faisal dengan mengutip pendapat Spradley (dalam Sugiono, 2009:400) sumber
data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mereka
yang menguasai atau yang memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu tidak sekedar diketahui, tap juga dihayati
b. Mereka
yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti
c. Mereka
yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
d. Mereka
yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri
Pada
peneltian ini pemilihan sumber data berdasarkan apa yang diungkapkan Sanafiah
Faisal dengan mengutip pendapat Spradeley khususnya pada poin C, yaitu mereka
yang mempunyai waktu yang memadahi
2. Data
Sekunder
Menurut
Sekaran (2006:65) “data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh
seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir.” Data sekunder
didapatkan dari buku, artikel, jurnal ilmiah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada
penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
a. Wawancara
Wawancara
yaitu proses memperoleh keterangan untuk tinjauan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan informan
dengan menggunakan panduan wawancara.
Menurut
Esterberg dalam Sugiono (2008:231) wawancara adalah “pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontrusikan
makna dalam suatu topik tertentu.”
b. Studi
Lapangan
Merupakan
metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati dan terjun
langsung ke tempat penelitian. Peneliti melihat dan mendengarkan apa yang
dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam kehidupan
sehari-hari.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Sebagai instrumen
kunci, peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis
pnafsir data dan pada akhirnya peneliti menadi pelopor hasil penelitiannya.
Pengertian instrumen atau penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi
segalanya dari keseluruhan proses penelitian.
Selain
instrumen kunci, terdapat beberapa instrtumen pendukung yang digunakan sebagai
alat dalam pengumpulan data. Instrumen pendukung tersebut meliputi pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis domain. Teknik analisis domain digunakan untuk
menganalisis gambaran obyek penelitian secara umum atau di tingkat permukaan,
namun relatif utuh tentang obyek
penelitian tersebut.
Menurut
Sugiono, (2005:89) analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh
melalui hasil hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
sehingga mudah dipelajari oleh diri sendiri maupun orang lain.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Keabsahan
data digunakan untuk menyanggah terhadap kesan bahwa penelitian kualitatif
tidak ilmiah, merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari konsep penelitian
kualitatif. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian digunakan teknik
penguji data triagulasi sebagai teknik
pemeriksaaan data. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Membandingkan
data observasi dengan hasil wawancara
2. Membandingkan
apa yang dikatakan informan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
secara pribadi
3. Membandingkan
apa yang dikatakan informan dalam situasi penelitian dengan aa yang
dikatakannnya sepanjang waktu
4. Membandingkan
hasil wawancara dengan suatu dokumen yang masih berlaku