on Sabtu, 21 Desember 2013
RAMBU - RAMBU TUHAN
By : Khusnul Abid
Science Communication

Satu kehangatan cinta ketika seorang manusia mampu mengelola apa yang sudah di tuliskan oleh Tuhannya untuk dijalankan. Janji-janji Tuhannya pasti akan bermuara padanya. Dinamika hari menyatakan bahwa banya sekali yang melanggar aturan main dari Tuhannya, singaktnya, ketika seorang hamba diperintahkan oleh Tuhannya memakan barang haram tetap saja hal itu dilakukan. Kalau bahasa sederhanya ialah mencuri. Namun ada sedikit guyonan, Bisakah kita mencuri hati Tuhan? Ungkapan seperti ini jangan langsung ditela'ah secara mentah dan pragmatis. Pada dasarnya manusia disuruh untuk mengabdikan jiwa dan raganya untuk Tuhannya. Namun seberapa besar pengabdian kita terhadap Tuhan kita. Mampukah kita mengaplikasikan seluruh hidup ini di jalannya, itulah PR terbesar kita.
Rambu-rambu Tuhan biasa dikenal dengan Syari'at, artinya untuk menjalankan suatu program kerja kehidupan pastinya tidak akan terlepas dari campur tangan Tuhan.
on Rabu, 11 Desember 2013
200230016

 "Kapitalisme Indonesia di Era Orde baru"

Oleh : Khusnul Abid
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Univ. Tribhuwana Tunggadewi Malang

Gerakan untuk mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik adalah salah satu langkah konkret pada hari ini. Sebab dalam analisis pada realita sekarang menyatakan bahwa keterpurukan Indonesia pada saat ini adalah sangat luar biasa dahsyatnya. Negeri yang dianugerahi kekayaan yang berlimpah dan sangat subur ini seharusnya menjadikan alam ekonomi Indonesia semakin subur dan berkembang, namun kenyataannya hal itu dirasa sangat jauh sekali. Coba kita flasback sebentar dan mengaca kepada awal revolusi Indonesia dulu, tentang genggap gempita presiden Soekarno dan pejuang-pejuang lainnya dalam memperjuangkan negara Indonesia untuk merdeka.
Pada awal masa Orde Lama Bung Karno sangat mendorong tentang kemandirian bangsa Indonesia ini. Diantaranya Bung Karno menolak kerjasama dengan Bank dunia dan IMF. Namun dalam perspektif lain tentu saja dinamika catur perpolitikan tetap saja bergulir dengan indahnya. Bahkan dengan politik yang lihai siap menenggelamkan siapa saja yang menghalangi suatu sistem yang ada, dalam dewasa ini orde baru di masa rezim Suharto sangat membawa perubahan yang sangat dinamis dan mengenaskan. Pada era Soekarno Indonesia sangat disegani di mata dunia, bahkan dengan kepiawian dan karismatik bung Karno harkat dan martabat Indonesia disaat disegani dunia.
Orientasi Bung Karno untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan berkembang tentu saja akan mendapat pertentangan dari negara-negara lain, diantaranya adalah Amerika dan juga Inggris. Dengan memanfaatkan segala cara, daari dua kubu negara tersebut mencoba mendekati Jenderal Soeharto. Kebetulan Jenderal Soeharto juga memiliki kekuasaan yang diberikan amanat oleh Soekarno sebagai panglima dalam pengamanan negeri Indonesia. Ketika Soeharto menjadi sudah berhasil menjadi panglima, Soeharto memanfaatkan jabatannya untuk meruntuhkan Presiden Soekarno dengan di dukungan penuh dari negara Amarika dan Inggris. Hal ini sangat miris ketika nuansa Indonesia yang berkilau harus disirami dengan api panas pembantaian.
Ketika munculnya surat sebelas Maret (SUPERSEMAR) yang dirasa saat ini masih simpangsiur kebenarannya, justru pada tempo dulu itu digunakan oleh Soeharto sebagai pedang untuk melengserkan presiden Soekarno. Sehingga dukungan dari negara-negara lain sangat banyak dan mendukung Soeharto, karena dengan bekerjasama dengan Indonesia negara-negara lain kan lebih mudah untuk menjajah Indonesia melalui kekayaan alamnya. LIhat saja emas yang bertaburan di Papua kemudian lahan hutan yang ada di Kalimantan, itulah yang menjadi indikator investor asing tergiur oleh kecantikan alam Indonesia. Lantas apa yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia hari ini? apakah hanya bisa menyalahkan keadaan tanpa adanya solusi yang jelas dan riil. Inilah hal yang dirasa sangat miris bagi negeri tercinta ini.
Ketika presiden Soekarno berhasil dilengserkan oleh Soeharto dan memasuki alam Orde Baru, membawa orientasi kesejahteraan yang tidak jelas. Banyaknya pembantaian yang tragis dan mengenaskan dalam Orde baru itu, ketika ada kelompok atau individu yang mencoba menentang masa pemerintahan Soeharto sudah pasti dia akan mati. Melihat realita itu, sebauh sistem kapitalis yang luar biasa mengahncurkan pemikir-pemikir Indonesia. Seiring perkembangan zaman yang serba modern, bangsa Indonesia mengembangkan sayap lewat pembangunan yang digagas oleh Presiden kedua Indonesia yakni Soeharto. Namun dalam segi pergolakan di Orde Baru membuat bangsa Indonesia ini kurang akan hak demokrasi. Ketika mengaca pada Orde Lama hak demokrasi pada era itu menjadi demokrasi terpimpin, namun berbeda lagi ketika kekuatan otoriter yang menjadi pemegang kendali. Demokrasi bagi rakyat sendiri sangat amat dibatasi.
Pada era Soeharto banyak sekali investor yang bebas untuk menanamkan saham ke Indonesia, itu sama halnya sebagai pasar bebas. Transaksi demi transaksi telah banyak dilakukan oleh bangsa asing, sehingga imbasnya rakyat Indonesia mencari nafkah dalam negeri namun sistem kekuasaan ada pada pihak asing. Hal ini sangat miris apabila mengaca pada sumber daya Indonesia yang begitu melimpah ruah namun belum bisa kita kelola sendiri. Kecenderungan seperti ini bisa kita lihat sampai hari ini, berapa ratus perusahaan asing yang menduduki sebagian besar wilayah kita. namun dari itu semua, perusahaan asing di Indonesia ini notabene pekerjanya adalah orang Indonesia sendiri dengan gaji yang amat rendah dari mereka, bahkan kerapkali ada unsur penyiksaan dari perusahaan asing tersebut. Memang tatanan Indonesia hari seringkali bergantung pada politik praktis yang tak unjung usai, namun semakin meningkat.
Kekejaman pasca rezim Orde Baru inilah  yang menyebabkan kapitalisme merajalela. Sayang sekali Indonesia hari ini masih belum bisa merdeka dari segi "ketergantungan." Inilah yang menjadi tugas kita untuk merubah sinergitas Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya, sehingga anak cucu kita akan tetap terus bisa menikmati alam Indonesia seperti yang diimpikan oleh bangsa Indonesia ini.

PROPOSAL PENELITIAN PERSPEKTIF BERITA KRIMINAL TAWURAN DIMEDIA MASSA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MAHASISWA (AKADEMI KEBIDANAN WIRAHUSADA MALANG)

on Selasa, 16 Juli 2013

PROPOSAL PENELITIAN
PERSPEKTIF BERITA KRIMINAL TAWURAN DIMEDIA MASSA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MAHASISWA 
(AKADEMI KEBIDANAN WIRAHUSADA MALANG)

 
Oleh :
Khusnul Abid
Nim : 2011230016






Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi malang
2013








BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perkembangan media pada era globalisasi tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang secara fundamental sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia
Sejak media massa pertama, Act Diurnal di zaman Romawi-Yunani hingga saat ini perkembangannya sudah sangat maju. Bila pada percetakan Act Diurnal hanya berupa kertas lembaran (news sheet), kini media massa sudah sangat beragam. Media cetak sudah terdiri dari surat kabar, tabloid dan majalah. Sedang media elektronik terdiri dari radio dan televisi, juga meluas penggunaan e-news yang berbasis internet.
Perkembangan media massa di Indonesia kini juga tumbuh sangat pesat, terutama sejak reformasi yang ditandai dengan pemberian kebebasan terhadap pers. Sejak adanya suratkabar Baviasche Nouvelles yang terbit di Batavia 1774, kini jumlah media cetak dan elektronik semakin bertambah banyak dari waktu ke waktu.
Demikian juga di negara kita, perkembangan media massa di Indonesia kini juga tumbuh sangat cepat, terutama sejak masa reformasi, yang ditandai dengan pemberian kebebasan terhadap pers salah satunya adalah Televisi. Televisi (dikenal dengan nama TV) sebagai kotak ajaib, telah memberi pengaruh (negatif dan positif) bagi kehidupan umat manusia. Televisi dengan kekuatannya menciptakan dunia yang tidak berjarak. TV sebagai jendela informasi mulai dikembangkan ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah bagi pertelevisian di Indonesia.
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi  yang  update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. (Baksin, 2006:16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk  mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”.
Televisi sangat berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing-msing jadwal televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan, seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar-seminar yang mendukung edukasi.
Menurut Lasswel, media massa berfungsi menghibur, memberikan informasi dan mendidik (Effendi, 1986). Fungsi media massa begitu beragam, menurut beberapa pakar. Salah satunya ialah menurut Effendi, media massa yang biasanya juga dikatakan pers, sebagai sarana yang member informasi, menghibur, mendidik dan mempengaruhi (Mondry, 2007).
Media Massa adalah chanel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media), (http://www.google.fungsi+ media+massa.co.id)
 (Nurudin,2007: 38), Dapat dikatakan pula, media massa (sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu membentuk masa depan manusia. Karena salah satu alasannya adalah bahwa media massa yang kian pesat pertumbuhannya dewasa ini merupakan dampak sejarah panjang komunikasi umat manusia
Fungsi maupun peran media massa intinya ialah memberikan informasi. Jika dilihat kondisi ini, begitu penting dan “hausnya” masyarakat akan informasi. Bukan hanya sekedar informasi biasa, tetapi informasi yang menarik dan terbaru.
Sebuah berita pada sebuah media massa memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat sehingga sudah seharusnya media massa memberikan informasi yang objektif dan berimbang. Jika diamati, media yang lebih efektif dalam penyampaian berita di televisi juga merupakan media melihat dan dengar.
Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku.  Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia.
Dalam dewasa ini berita kriminal merupakan berita atau laporan mengenai kejahatan yang diperoleh dari polisi-polisi. Berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum.
Berita kriminal yang sering di saksikan di layar televisi dapat mempengaruhi jiwa anak remaja maupun mahasiswa untuk bertindak lebih berhati-hati terhadap orang lain, tindakan kriminal tersebut dapat di contoh oleh mahasiswa baik secara sadar maupun tidak, dan terkadang dimana ada kesempata untuk melakukan hal-hal yang kurang baik maka disitulah tindakan kriminal di praktekkan. Mahasiswa maupun remaja memandang berita kriminal sebagai informasi yang perlu di ikuti untuk mencegah terjadinya tindak kriminal pada diri individu.


1.1    Rumusan Masalah
1.      a. Apa pengaruh dari berita kriminal tawuran di media massa televisi terhadap perilakuMahasiswa?
2.      b. Seberapa besar pengaruh dari berita kriminal tawuran pelajar di media massa televisi terhadap       perilaku Mahasiswa?

1.2    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
a.    Mengetahui pengaruh dari berita kriminal tawuran di media massa televisi terhadap perilaku Mahasiswa di AKBID Wirahusada Malang?
b.    Mengetahui besarnya pengaruh dari berita kriminal tawuran pelajar di media massa televisi terhadap perilaku Mahassiswa di AKBID Wirahusada Malang?

1.3     Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari Penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
1.    Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi kawan-kawan mahasiswa lain
2.    Manfaat Praktis
a.    Mahasiswa
1.    Dapat membandingkan teori yang diperoleh saat kuliah dengan situasi yang sebenarnya di lapangan.
2.    Memahami peran dan fungsi media massa televisi dalam memberikan informasi kepada khalayak.
3.    Menambah wawasan dan pengalaman pada diri pribadi.
b.    Lembaga Pendidikan (Universitas)
1.    Dapat digunakan sebagai referensi atau acuan dalam penelitian lanjutan.
2.    Sebagai bahan penilaian bagi akademik.
3.    Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Komunikasi
2.1.1        Pengertian Komunikasi
          Setiap manusia tidak akan terlepas dari yang namanya peran komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relation). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama yang lain yang karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication ). (Effendy, 2008: 03).
Istilah komunikasi atau dalam istilah Bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksunya adalah sama arti. (Effendy, 2007: 09).
a.    Pengertian Komunikasi Secara Etimologi
            Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communi. Perkataan komunis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitanya dengan partai komunis yang sering di jumpai dalam kegiatan politik, arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal (Mondry, 2008: 1).
             Jadi, komunikasi berlanggsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna yang mengenai suatu hal yang di komunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang di nyatakan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif.
b.     Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatka beberapa orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula dengan komunikasi sosial  atau social communication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi masyarakatankarena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold lasswer dalam karyanya, the structure and function of communication in society. Lasswell mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
-          Konikator ( commucator, source, sender )
-          Pesan ( message)
-          Media ( channel, media )
-          Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )
-          Effek ( effect, impact, influence )
            Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator  kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
 
(Mondry, 2008: 1-2), mengatakan komunikasi diartikan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
a.    Komunikasi ialah mekanisme hubungan antara manusia untuk mengembangkan isi pikiran dengan lambang-lambang yang mengandung pengertian dan dengan cara yang leluasa serta tepat pada waktunya (Charles H. Cooley).
b.    Komunikasi adalah proses pengoperan perangsang/lambang-lambang bahasa dan komunikator kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku individu-individu komunikan (Carl I. Hovland).
c.    Komunikasi sebagai pengoperan lambang-lambang yang berarti diantara individu-individu (William Albig).
d.   Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, pengetahuan dan pengalaman supaya timbul saling pengertian, keyakinan/kepercayaan serta control yang diperlukan (Sir Gerald Barry).
e.    Komunikasi ialah usaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain (Wilbur Scharamm).
2.1.1        Model Komunikasi
 (Muhammad,2007: 5- 15), mengatakan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu
1.    Sumber Informasi (Information Source)
   Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta- juta pesan yang ada. Seringkali dalam kehidupan sehari- hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau kemana dan  sebagainya. Dalam setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi.
2.    Transmitter
Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunkan mesin.
   Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat- alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot- otot serta dengan tubuh lainnya yang terlibat dalam menggunakan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin- mesin , alat- alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri, seperti telepon, radio, televisi, foto dan film.
3.    Penyandian (encoding) pesan.
          Penyendian (encoding) pesan diperlukan untuk menguba ide dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan alat- alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot- otot tubuh dan individu adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
          Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat- alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dan suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
4.    Penerima dan Decoding
          Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasikan pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat- alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal.
5.    Tujuan (Destination)
          Komponen terakhir dari Shannon adalah tujuan yang dimaksud si komunikator . destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam- macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan.
6.    Sumber Gangguan (Noise)
          Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adalah faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengaran suara mobil lewat anak- anak berteriak yang semua itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu di namakan noise.
2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat yang belum menikmati media massa, mungkin hanya bagi masyarakat suku terasing saja.
Menurut (Mondry, 2008:12), Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat, digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Dengan demikian, tidak semua media informasi atau komunikasi dapat disebut media massa. Telepon, meskipun dengannya kita bisa berhubungan, bukanlah merupakan media massa karena hubungannya individu. Buletin intern suatu lembaga juga bukan media massa karena informasinya terkait dengan kepentingan lembaga yang kadang tidak dikelola secara profesional, bahkan tidak bertujuan demi keuntungan.
Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila kita bicara media elektronik, bisa berarti bicara radio, televisi dan terbaru internet. Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik, baik radio maupun televisi, sedangkan istilahnya masih sama, yaitu pers atau jurnalistik. Karena itu, kini yang dimaksud dengan jurnalistik atau pers sudah meluas, bukan hanya media cetak, tetapi termasuk juga media elektronik, sehingga untuk media elektronik dapat dikatakan jurnalisme elektronik (electronic journalism), atau pada radio saja menjadi jurrnalisme radio (radio journalism), pada televisi menjadi jurnalisme televisi (television journalism) (Assegaf, 1983).
2.2.2 Jenis-jenis Media Massa
Pada masyarakat luas, menurut (Menando,1981 ), saat ini media massa dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang meliputi:
a.    Media cetak
Media cetak mereupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak berawal dari media yang disesbut Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar  ( Koran ), tabloid dan majalah
b.    Media elektronik
Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan suara
(radio), bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan media massa elektronik adalah radio dan televisi.
c.    Media online
Media online merupakan media yang menggunakan jasa internet untuk mengakses. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasanya, media online menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.
2.2.3        Isi Media Massa
(Mondry, 2008:26) menjelaskan ketika seseorang membuka lembaran media cetak  (surat kabar, tabloid  atau  majalah) atau mungkin sedang asyik menikmati media elektronik (menonton televisi atau mendengarkan radio), tentu banyak yang dapat dinikmatinya. Tetapi, bila semua itu dikelompokkan, ada yang mengatakan sebenarnya hanya dua kelompok saja yang dinikmatinya, yaitu berita dan opini, sedangkan pendapat lain menambahkan satu hal lagi, yaitu hiburan.
Pada halaman-halaman surat kabar, seseorang bisa membaca berita,  feature, artikel, kolom, surat pembaca, tajuk rencana (editorial), foto, cerpen, cerbung, dan iklan. Berita dan feature merupakan informasi, sedangkan yang lainnya adalah opini. Kalau mau dipisahkan, cerpen dan cerbung bisa dianggap hiburan. Melalui siaran televisi, orang menonton berita, entertainment, sinetron, telenovela, film, feature televisi, dan iklan.
2.2.4 Fungsi Media Massa
Menurut Lasswell ( Onong:1986;26) fungsi dari media massa adalah:
a.    Mendidik.
b.    Memberi informasi.
c.    Menghibur.
2.2.5 Peran Media Massa
Informasi di media massa secara umum terdiri atas berita dan opini, yang tentu saja dilengkapi dengan foto bagi media cetak atau gambar bagi media elektronik dan iklan. Berita dikatakan sebagai informasi yang menarik perhatian masyarakat ( pembaca atau pendengar ) yang disusun demikian rupa dan disebarluaskan kecepatannya, sesuai priodisasi media (Mondry, 2008: 83)
Model yang digunakan dalam media masasa dalam menyampaikan informasi meliputi sumber, komunikator, pesan, saluran, komunikan, dan tentu diharapkan dampak positif. Sumbernya tentu tim redaksi yang menuangkan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, pesannya berupa tulisan di media massa, salurannya media cetak atau elektronik, komunikannya masyarakat dan diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat
(Mondry, 2008: 4)  menyebutkan, media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agen of chage yang menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:
a.    Instusi pencerahan masyarakat, melalui perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju
b.    Media massa juga menjadi media informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya terhadap akan informasi, masyarakat menjadi terbuka dengan informasi, sebaiknya pula, masyarakat akan menjadi masyarakat informative, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi yang dimiliki masyarakat, menjadikan mereka sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya
c.    Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agen of chage, media massa juga menjadi institusi budaya, merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan dan katalisator perkembangan budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan masyarakat madani.
 

2.3    Pers
2.3.1 Pengertian Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
2.3.2. Fungsi Pers
Fungsi pers terdapat dalam UU Pasal 3 No 40 Tahun 1999 mengenai pers yang menyatakan bahwa:
1) Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
2.3.3 Karakteristik Pers
Pers juga memiliki karakteristik yang sangat melekat dalam tubuh pers, maksudnya adalah cirri-ciri spesifik dan sangat membedakan dengan media yang lain. Karakteristik ini harus selalu menjadi panutan dan tolak pandang para pelaku pers, dan pelaku pers adalah para wartawan, karakteristik persatu sendiri menurut (Haris Sumadiria, 2005: 36) sebagai berikut:
1.    Perioderitas
Maksudnya adalah pers harus terbit secara teratur (setiap hari, minggu, bulan bahkan tiga bulan sekali). Jika terbit setiap hari pun harus tetap konsisten pada waktu entah pagi, siang, sore.
2.    Publisitas
Pers harus ditujukan kepada khalayak yang heterogen, heterogen disisni menuju dua dimensi secara geografis dan psikologis, geografis disini merujuk pada data administrasi kependudukan (misalnya gender, agama, pekerjaan, dan lain-lain), sedangkan psikologis merujuk pada karakter, sifat, kebiasaan dan kepribadian seseorang atau suatu tempat. Dengan heterogenitas yang terjadi maka pers dalam menyampaikan berita hendaklah merujuk pada kaidah bahasa jurnalistik yang telah melekat.
3.    Aktualitas
Informasi yang disuguhkan oleh pers hendaklah berita-berita yang terbaru (up to date) dan berita yang disampaikan harus benar-benar terjadi bukan hasil rekayasa atau buatan. Maksud dari itas adalah kini dan keadaan yang sebenarnya. Terdapat tiga dimensi itas yaitu: kalender, waktu dan masalah
 Aktualitas kalender adalah semua peristiwa yang tercantum dalam kalender atau tanggal. itas waktu adalah peristiwa yag barusaja terjadi, sedangkan itas masalah adalah semua peristiwa yang berhubung dengan peristiwa, dilihat dari topic, sifat, dimensi dan dampak.
4.Universalitas
Pers dengan fungsi ini adalah kesemestaan atau menyeluruh. Pers juga hendaklah berkaitan dengan sumber dan materi keaneka ragaman materi isinya. Berita yang disampaikan harus berasal dari empet penjuru arah Barat, Timur, Utara, Selata.
5. Objektifitas
Objektifitas adalah nilai etika dan moral yang harus diperhatikan dan sebagai pegangan dalam dunia jurnalistik. Berita harus menarik dan dapat dipercaya oleh pembaca

2.4 Berita
2.4.1 Pemahaman Berita
Berita menjadi menjadi informasi yang paling banyak ditemukan ketika seorang membawa media cetak. Menurut Romli ( 2004 ), berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita ( new value )-aktual, factual, penting dan menarik. Sedangkan (Mondry, 2008: 133) menyimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian atau ide ( pendapat ), disusun demikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya. Dengan definisi tersebutbdapat diketahui bahwa syarat berita harus:
a.       Merupakan fakta, bukan karangan ( fiksi ) atau dibuat-buat
b.      Kalaupun itu pendapat atau ide, bukanlah dari wartawan atau reporter yang menulisnya, tetapi pendapat atau ide orang lain
c.       Informasi itu harus ditulis dengan cara yang sudah ditentukan
d.      Disebar melalui media massa secepatnya
Assegaff (1983) menuliskan, Charles A. Dana mengungkapkan pameo terkenal tentang berita, dia mengatakan, bila orang digigit anjing, itu bukan berita, tetapi bila orang mengigit anjing, itu baru berita. Batasan itu memang tidak terlalu benar karena bila yang digigit itu tokoh terkenal, tetap saja menjadi berita menarik.Tetapi inti yang ditangkap dari kalimat itu, berita haruslah kejadian luar biasa sehingga menarik perhatian orang.
Batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain, yang dikutip (Assegaf,1983), antara lain sebagai berikut:
a.    M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar khalayak.
b.    Willard C. Bleyer, dalam buku Newspaper writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik pembaca-pembaca media tersebut.
c.    William S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
d.   Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.

2.4.2 Penentuan Bertia
Menentukan apakah suatu peristiwa memiliki niulai berita sesungguhnya merupakan tahapan awal dari proses kerja keredaksionalan. Biasanya seorang redaktur menentukan apa yang harus diliput, sementara seorang wartawan menentukan bagaimana cara meliput. Adapun jabaran dari proses penentuan berita yang dilakukan oleh bagian keredaksian, pertama redaktur menugaskan reporter untuk meliput, kemudian reporter tersebut untuk mencari dan mengumpulkan hal-hal yang diperlukan dalam proses penentuan berita biasanya redaksi menyusun suatu perencanaan dengan membuat semacam check list ( daftar periksa ) tentang apa yang harus dilakukan. (Kusumanigrat, 2006 )
2.4.4  Nilai Berita
Syarat berita diminati adalah harus menarik perhatian “konsumen” atau yang jauh lebih luas, tentu perhatian masyarakat. Berikut ini unsur-unsur berita, seperti yang diungkapkan Assgaff (1982: 25), antara lain:
a.    Termasa (Aktual/ baru/ terhangat)
Suatu berita akan menarik perhatian apabila informasi yang dijadikan berita itu merupakan sesuatu yang baru. Semua media akan berusaha memberikan informasi tersebut secepatnya, sesuai periodesasinya.
b.    Ternama (penting/ tidaknya) orang yang diberitakan
Ada yang mengungkapkan, nama memunculkan berita, maksud dari ungkapan itu bukan nama si Ali dan si Badu, tetapi ternama, bukan pada orang yang diberitakan tersebut.
c.    Jarak (jauh/ dekat) lingkungan yang terkena berita
Suatu berita secara umum ingin diketahui orang-orang yang “terkena” informasi itu, sehingga ada lingkungan yang dipengaruhi berita itu. Senakin besar lingkungan yang kenak berita, semakin menarik berita itu.
d.   Keluarbiasaan
Informasi yang dijadikan berita akan menarik perhatian masyarakat bila terdapapat keluarbiasaan, apalagi seandainya sesuatu yang luar biasa itu belum pernah terjadi.
e.    Akibat yang mungkin ditimbulkan berita
Seandainya da berita cabe didaerah A naik, berita itu mungkin hanya masyarakat atau  petani daerah A yang tertarik pada informasi itu, tetapi bila di beritakan pemerintah akan menaikan harga beras, tentu masyarakat seluruh Indonesia ingin tahu informasinya karena kenaikan harga beras akan berlaku diserulugh daerah di Indonesia. Hal demikian merupakan contoh dari akibat yang mungkin ditimbulkan oleh suatu berita.
f.     Ketegangan yang ditimbulkan
Situasi tegang dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan menjadi bahan berita menarik. Suasana ketegangan ini menarik untuk diberitakan sampai bagaimana hasilnya.
g.    Pertentangan (conflict)
Bila ada orang bertengkar, minimal tetangganya ingin tahu, meskipun mungkin melihat dan mendengar dengan diam-diam. Itu kenyataan, pertentangan menarik perhatian.
h.    Seks
Seks usianya mungkin hampir sama dengan umurnya dengan sejarah kehidupan manusia selalu memainkan peran penting dalam kehidupan.
i.      Kemajuan
Manusia senang dengan kemajuan yang diperoleh, baik kemjuan yang diperoleh oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain.
j.      Emosi yang diungkap dari berita
Manusia merupakan mahluk yang sangat dipengaruhi oleh emosi, seperti rasa marah, benci, sayang, kasih, termasuk diantaranya simpti dan empati yang mungkin muncul akibat suatu kejadian yang terjadi ditengah masyarakat.
k.    Humor dalam berita
Kelucuan memang menarik perhatian, bahkan samapai ada buku-buku humor banyak yang laris, bahkan ada yang bilang bahwa sering tertawa akan membuat awet muda.
l.      Human Interest
Istilah Human Interest  sebagai suatu unsur sesungguhnya kurang tepat karena semua unsur beritra itu mengandung human interest atau dengan kata lain, semua berita dimuat karena human interest. Penggunaan istilah ini hanya sekedar pembeda, akibat unsur yang dimilikinya berbeda dengan unsure-unsur yang lain. 
Berbagai unsur berita yang terkait dengan nilai berita tersebut akan “terlihat” dalam berita, tapi berdasarkan pengalaman “orang pers” selain unsur tersebut, juga terdapat unsur-unsur lain yang tidak terlihat dalam sebuah berita,tetapi dapat “dirasakan”, unsur itu meliputi hal-hal berikut ini :
a.    Akurat atau cermat
b.    Lengkap
c.    Kronologis
d.   Magnitude (daya tarik)
e.    Balance (berimbang )

2.5 Televisi
2.5.1 Pengertian Televisi
Televisi merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Pemirsa dirumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur-unsur radio dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar televisi jika tidak ada unsur-unsur film.
Suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa karena dipancarkan oleh pemancar. Dalam segi ini, prinsip pemancaran dan prinsip penangkapan oleh pemancar televisi adalah sama dengan prinsip radio. Sering gambar pada layar televisi mendadak menjadi jelek sedang suaranya tetap baik. Disini jelas bahwa segi auditifnya baik dan pada siaran televisi terdapat unsur radio.
Sesuai dengan karakteristiknya televisi adalah “salah satu bentuk media massa yang memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah”.(Palapah dan Syamsudin 1993:92).
Sedangkan menurut Effendy (1986:197) bahwa Televisi terdiri dari istilah “Tele” artinya far, off, jauh ditambah dengan “Vision” yang berarti penglihatan. Pengertian televisi menurut Effendy menerangkan bahwa bila dipandang dari segi “jauh”-nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatannya oleh gambar.
Televisi mengubah wajah komunikasi massa dan bidang jurnalisme. Sejak awal kemunculannya dalam gambar hitam – putih dan sedikt “renyak” hingga ke periode  TV berwarna dewasa  ini, televisi masih terus  saja berkembang – menjangkau jutaan orang setiap harinya.
Pengertian Televisi Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan. Penyampaian isi pesan melalui televisi adalah langsung antara kominikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.Secara harfiah televisi artinya “melihat dari jauh”.
Rahmat, 2004. Media televisi merupakan media massa secara langsung, cepat dan efektif yang amat kuat atas khalayak massa, juga sebagai saluran komunikasi yang digunakan  untuk menyampaikan pesan – pesan yang berupa informasi dan hiburan. Media massa khususnya televisi, telah menjadi orang tua kedua (bahkan pertama) bagi anak- anak, guru  bagi penontonnya, penghibur bagi yang frustasi, dan pemimpin spritual yang dengan halus menyapaikan nilai- nilai mitos dengan lingkungan   Televisi dengan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Dengan sifatnya yang immediaty, media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.Lahirnya budaya televisi (audiovisual) memenga mampu menggeser dominasi budaya tulis.
Reudi Hofmann (dasar- dasar apresiasi program televisi) menyebutkan, bahasa merupakan kemajuan dari komunikasi antarmanusia pada zaman sebelum manusia mengenal bahasa. Demikian juga sebelum tulisan yang memungkinkan bahasa “dibekukan” dalam sebuah dokumen dilihat sebagai sebuah dokumen dilihat sebagi kemajuan komunikasi yang bersifat lisan. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa dengan adanya tulisan, peradaban manusia mengalamibeberapa kerugian juga, terutama pada waktu tulisan mulai dicetak dalam jumlah besar. Televisi merupakan media yang potensial menjadi sarana dalam memprogram image dikalangan audiensi.
TV sebagai jendela informasi mulai dikembangkan ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah bagi pertelevisian di Indonesia. Menteri penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan panitia persiapan Televisi (P2T).
2.5.2   Kelebihan dan Kelemahan TV
a.        Kelebihan TV
Cristopher K. Passante (2008) Keunggulan TV adalah  ketersediaannya. Pemirsa dapat memilih sebuah jenis berita sesuai keinginannya, disemua jam dalam sehari. Berbedah dengan produksi cetak, dimana anda harus pergi keluar untuk membeli, merangkat pesawat TV sudah ada di Rumah dan semua acara bisa diatur dengan  remote. Jangkauannya yang luas dan seketika menyebabkan menjadi medium yang amat relevan.
Keunggulan lainnya adalah berita televisi bisa dibagi  kedalam beberapa acara reguler. Misalnya, ada mobil tanker membawa bahan kimia terguling di jalan raya dan menyebabkan kebocoran cairan berbahaya, menyebabkan jalan antarnegara bagian tertutup sementara di pagi hari saat jam sibuk 
Televisi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1.      Informasinya dapat dilihat dengan lebih lengkap dan lebih hidup
2.      Memiliki kemampuan menampilkan visual dan audio
3.      Dapat merangkum beberapa media  dalam satu program
4.      Dapat menggunakan berbagai efek dan teknik untuk membuat daya tarik
5.      Dapat menghadirkan sumber yang sukar dan langka
6.      Penggunaannya cukup fleksibel
7.      Dapat menampilkan proses (cepat), animasi, gambar secara detail (media close Up/CU)
b.   Kelemahan Televisi
Menurut Mondry (2006),  Selain memiliki kelemahan yang relatif sama dengan radio, tentu saja ada kelemahan lain yang terkait dengan gambar. Artinya, kelemahan televisi sama dengan radio, ditambah kemungkinan terjadinya gangguan gambar. Seandainya terjadi gangguan terhadap gambar televisi, media itu fungsinya menjadi seperti radio.

2.5.3        Fungsi dan Peran Televisi
a.        Fungsi Televisi
Fungsi Media Televisi Fungsi media televisi seperti, pers, televisi, redio dan lain-lain, serta proses kominikasi massa semakin banyak dijadikan objek studi, Pada dasarnya media itu memiliki fungsi dasar penting sebagai
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait, media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peretiran-peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni atau simbol tetapi juga pengertian pengembangan bentuk seni atau simbol tapi juga pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilitian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan .
2.6      Pengertian Berita Kriminal
Berdasarkan segi cakupan isi berita, salah satunya yaitu berita kriminal. Berita kriminal adalah berita atau laporan mengenai kejahatan yang diperoleh dari kepolisaian. Berita yang termasuk dalam kejahatan adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum. Berita kriminal jadi daya tarik bagi berbagai kalangan masyarakat ( Husnun N Djuraid, 2007: 52)
Berita kriminal adalah berita atau laporan mengenai kejahatan yang diperoleh dari polisi-polisi. Berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum.
Secara harafiah kriminologi berasal dari kata ”crime” yang berarti kejahatan atau penjahat dan ”logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Apabila dilihat dari kata-kata tersebut. Kriminologi adalah pengetahuan kejahatan.
Pengertian harfiah tersebut memberikan kata pada suatu pengertian yang sempit bahkan dapat juga merumuskan pada pengertian yang salah. Pengertian kriminologi sebagai ilmu tentang kejahatan saja yang dibahas dalam krimonologi tersebut. Suther Land dan Chresey mengemukakan bahwa yang dimaksud dalam pengertian kriminologi adalah proses pembentukan hukum, pelanggaran hukum dan relasi terhadap pelanggaran hukum. Dengan demikian, kriminologi tidak hanya mempelajari tentang masalah kejahatan saja tetapi juga meliputi proses pembentukan hukum, pelanggaran hukum, serta reaksi yang diberikan para pelaku kejahatan.
Suatu informasi yang menyajikan suatu berita kriminal yang membahas suatu kejahatan dan kekerasan didalam lingkup hukum yang ada di Indonesia, dalam pembuatan atau pencarian data yaitu data yang di tempat kejadian perkara dan mempunyai fakta dan aktual yang bersinggungan dengan badan hukum, seperti hanya berita pencurian sepeda motor, pencurian di rumah kosong, perampasan, pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, itu semua sebagian dari tayangan berita kriminal yang dikemas oleh suatu berita yang menayangkan berita kriminal.
Berita kriminal dikemas berbagai macam hal seperti hard news, investigasi, komedi, soft news, pendalaman kasus permasalahan kriminal yang akan di bahas. Berita kriminal juga di kemas tidak dari sisi pelaku atau korban kejahatan saja, tetapi bisa di buat dari sisi profil seseorang yang di dunia kriminal seperti halnya hansip, polisi, dan lain-lain. Berita kriminal tidak hanya menampilkan kekerasan tetapi bisa menayangkan suatu berita pesan dan tips tentang kriminal supaya audiens berhati dalam menangulangi dan mengatasi tindak kriminal, karena kejahatan dapat di cegah.
Berita kriminal dalam materi berita disasaster dan crimes. Dissaster (bencana) dan crimes (kriminal) adalah dua peristiwa berita yang pasti akan mendapat tempat bagi pemirsa atau penonton. Berita-berita semacam gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, banjir, dan bencana alam lainnya termasuk berita kriminal adalah menyangkut masalah keselamatan manusia. Dalm pendekatan psikologi, keselamatan menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia, sehingga tidak heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya
Berita semacam ini jika disiarkan melaui media televisi akan berpengaruh lebih kuat dibandingkan melalui media cetak. Hal ini disebabkan karena informasi yang disampaikan melalui televisi dapat diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan dan bersamaan.  Sehingga selain dapat melihat, pemirsa juga dapat mendengar apa yang diberitakan.
Berita kriminal dapat dikatakan sebagi tipe berita keadaan darurat, yaitu keadaan yang menciptakan drama dan emosi, gempa bumi, kerusuhan, perang, kejahatan (kekerasan), kebakaran atau kecelakaan, memperlihatkan bahaya atau petualangan yang akan menangkap perhatian dan kekhawatiran pemirsa.
 
Kerangka Berfikir  
 
Sumber Informasi----Pemancar----Penerima------Tujuan..
 
 
 
 
 
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dengan ini penelitian deskriptif kualitatif, dalam hal ini penelti bertindak sebagai instrument untuk mewujudkan  struktur dan bentuk  yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus penelitian.
Bogdan dan taylor yang dikutip dalam Moleong (2010:4) menyatakan ahwa metode penelitian kualiatif  adalah sebagai produser penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati. Sedangkan definisi lain dari metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakter bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana adanya dengan tidak merubah simbol atau bilangan.
Sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode sistematik (Nawawi dan Martini 1994:174)
3.2 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Akademi Kebidanan Wirahusada (AKBID) Malang.
3.3 Sumber Data
Dalam konteks ini sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data diperoleh. Sumber data yang dipergunakan daam penelitian ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data adalah sebagai berikut :

1.    Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan secara langsung dikumpulkan oleh peneliti. Menurut sekaran (2006:60) “data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data primer dapat diperoleh dari individu melalui wawancara, ataupun observasi.”
Data primer pada penulisan proposal penelitian ini adalah mahasiswa AKBID Wirahusada Malang. Dalam penelitian kualitatif posisi informan sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Karena posisi saat ini, sumber data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut informan dari pada responden.
Menurut Sabafiah Faisal dengan mengutip pendapat Spradley (dalam Sugiono, 2009:400) sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.       Mereka yang menguasai atau yang memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu tidak sekedar diketahui, tap juga dihayati
b.      Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti
c.       Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
d.      Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri
Pada peneltian ini pemilihan sumber data berdasarkan apa yang diungkapkan Sanafiah Faisal dengan mengutip pendapat Spradeley khususnya pada poin C, yaitu mereka yang mempunyai waktu yang memadahi  
2.    Data Sekunder
Menurut Sekaran (2006:65) “data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir.” Data sekunder didapatkan dari buku, artikel, jurnal ilmiah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
a.       Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tinjauan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan informan dengan menggunakan panduan wawancara.
Menurut Esterberg dalam Sugiono (2008:231) wawancara adalah “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontrusikan makna dalam suatu topik tertentu.”
b.      Studi Lapangan
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati dan terjun langsung ke tempat penelitian. Peneliti melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Sebagai instrumen kunci, peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis pnafsir data dan pada akhirnya peneliti menadi pelopor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.
Selain instrumen kunci, terdapat beberapa instrtumen pendukung yang digunakan sebagai alat dalam pengumpulan data. Instrumen pendukung tersebut meliputi pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik  analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis domain. Teknik analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran obyek penelitian secara umum atau di tingkat permukaan, namun relatif  utuh tentang obyek penelitian tersebut.
Menurut Sugiono, (2005:89) analisa data adalah proses mencari dan menyusun  secara sistematika data yang diperoleh melalui hasil hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, sehingga mudah dipelajari oleh diri sendiri maupun orang lain.

3.7 Teknik Pengumpulan Data
 Keabsahan data digunakan untuk menyanggah terhadap kesan bahwa penelitian kualitatif tidak ilmiah, merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari konsep penelitian kualitatif. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian digunakan teknik penguji data triagulasi sebagai teknik  pemeriksaaan data. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut :
1.      Membandingkan data observasi dengan hasil wawancara
2.      Membandingkan apa yang dikatakan informan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan secara pribadi
3.      Membandingkan apa yang dikatakan informan dalam situasi penelitian dengan aa yang dikatakannnya sepanjang waktu
4.      Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang masih berlaku