IDENTIFIKASI KESALAHAN
Dalam perencanaan hidup ini pasti ada namanya konsekuensi. Artinya ada akibat yang ditimbulkan, misalnya orang yang mencuri barang milik orang lain, maka konsekuensinya adalah harus dihukum. Begitu pula rupa kehidupan ini yang semakim memanas.Pilihan untuk keberhasilan seseorang itu bermula dari pilihan hidupnya. Akan tetapi wujud dari pilihan ini yang menentukan sukses atau tidaknya keberhasilannya. Mengaca pada pelbagai perspektif, acap kali sebuah kesalan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Namun sesungguhnya memang demikian.
Dari berbagai pengalaman yang saya alami, hal terbesar yang menjadi musuh terbesar adalah diri saya sendiri, yakni "rasa malas." Poin ini yang menjadi masalah terberat. Alhasil banyak waktu yang terbuang percuma.
Bangkitkan
Kesadaran NKRI
By : Khusnul Abid
Science Communication
Imperialisme
yang dulu menjajah Indonesia merupakan
hasil karya dari pada Belanda. Kendati demikian rakyat Indonesia bersimbah
darah guna memperjuangkan tekat yang kuat untuk memertahankan Negara Indonesia
tercinta ini. Alhasil berkat rahmat Allah negara Indonesia mampu berdiri kokoh
yang dipelopori oleh Ir. Soekarno. Dalam hati sanubari rakyat Indonesia pada
saat itu memang Soekarno menjelma menjadi sesosok manusia revolusi peradaban. Singkatnya,
Soekarno pada era itu menjadi api pembakar semangat rakyat Indonesia untuk
terus berjuang guna meraih kemerdekaan. Hal inilah yang menjadi cita-cita
rakyat Indonesia sebelum Orde Lama tersebut.
Ketika
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan bukti sejarah bahwa Indonesia mampu mengambil
alih kekuasaannya dibawah tekanan Jepang pada saat itu. Perlu kiranya kita
merefleksikan kembali nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam bingkai sejarah
Indonesia. Dewasa ini mencoba mempertanyakan seberapa pentingkah makna dan
nilai sejarah itu. Pada dasarnya dengan adanya sejarah, maka ilmu pengetahuan
yang akan kita peroleh juga semakin banyak pula. Kiasan-kiasan yang terkandung
di dalamnya memberikan arti tentang hidup ini. Faktanya, banyak orang berdalih
bahwa mempelajari sejarah hanyalah omong kosong. Namun sekali lagi, jangan
pernah lupakan sejarah itu sendiri.
Dalam
konteks hari ini, ketika dikorelasikan dengan punggawa bangsa dalam hal ini
adalah “mahasiswa” maka manuver mahasiswa menjadi peran central. Artinya ketika
mahasiswa yang ada diseluruh penjuru Indonesia ini, ketika tidak mampu menampung
sumber sejarah bangsanya, maka sepintar apapun dia, sama saja dengan tong
kosong. Dunia hedonisme menjadi selimut tebal bagi mahasiswa. Hedonisme yang
bermula dari modernisasi bahkan globalisasi menjadi pemicu autism masyarakat
hari ini. Banyak pasar swalayan yang bertingkat dan tidak sedikit pula pasar
tradisional yang digusur.
Apakah
ini merupakan wujud dari pada cita-cita Indonesia? Tentu saja tidak. Sang
Proklamator kita Ir. Soekarno menegaskan bahwa rakyat Indonesia diajarkan untuk
mandiri dan juga berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Jangan hanya
berpangku tangan melainkan kerja keras yang menjadi modal dasar dalam kehidupan
ini. Subjektifitas pemerintah hari ini menjadikan rakyat kecil menjadi imbas
kapitalis. Kapitalis yang tersenyum ceria menikmati hasil luka dari banyaknya
buruh. Sehingga momentum 1 Mei memberikan makna tersendiri bagi kaum buruh dan
juga kaum kapitalis.
Barometer
perpolitikan hari ini sangat tidak prinsipil. Lebih dominan pada unsure kepentingan,
karena orang pada zaman sekarang haus akan kekuasaan, bukan haus akan keadilan.
Nah, dari berbagai perspektif inilah pastinya banyak mengundang argumentasi
secara verbal maupun nonverbal. Agar tidak banyak teori, marilah kita sebagai
warga negara Indonesia menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan sangat bertanggung jawab. Inti dari pada kesuksesan bangsa Indonesia
terletak pada generasi dan ajaran bangsa itu sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)