on Selasa, 27 Mei 2014
IDENTIFIKASI KESALAHAN

Dalam perencanaan hidup ini pasti ada namanya konsekuensi. Artinya ada akibat yang ditimbulkan, misalnya orang yang mencuri barang milik orang lain, maka konsekuensinya adalah harus dihukum. Begitu pula rupa kehidupan ini yang semakim memanas.Pilihan untuk keberhasilan seseorang itu bermula dari pilihan hidupnya. Akan tetapi wujud dari pilihan ini yang menentukan sukses atau tidaknya keberhasilannya. Mengaca pada pelbagai perspektif, acap kali sebuah kesalan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Namun sesungguhnya memang demikian.

Dari berbagai pengalaman yang saya alami, hal terbesar yang menjadi musuh terbesar adalah diri saya sendiri, yakni "rasa malas." Poin ini yang menjadi masalah terberat. Alhasil banyak waktu yang terbuang percuma.
on Senin, 05 Mei 2014
Bangkitkan Kesadaran NKRI
By : Khusnul Abid
Science Communication

Imperialisme  yang dulu menjajah Indonesia merupakan hasil karya dari pada Belanda. Kendati demikian rakyat Indonesia bersimbah darah guna memperjuangkan tekat yang kuat untuk memertahankan Negara Indonesia tercinta ini. Alhasil berkat rahmat Allah negara Indonesia mampu berdiri kokoh yang dipelopori oleh Ir. Soekarno. Dalam hati sanubari rakyat Indonesia pada saat itu memang Soekarno menjelma menjadi sesosok manusia revolusi peradaban. Singkatnya, Soekarno pada era itu menjadi api pembakar semangat rakyat Indonesia untuk terus berjuang guna meraih kemerdekaan. Hal inilah yang menjadi cita-cita rakyat Indonesia sebelum Orde Lama tersebut.
Ketika tanggal 17 Agustus 1945 merupakan bukti sejarah bahwa Indonesia mampu mengambil alih kekuasaannya dibawah tekanan Jepang pada saat itu. Perlu kiranya kita merefleksikan kembali nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam bingkai sejarah Indonesia. Dewasa ini mencoba mempertanyakan seberapa pentingkah makna dan nilai sejarah itu. Pada dasarnya dengan adanya sejarah, maka ilmu pengetahuan yang akan kita peroleh juga semakin banyak pula. Kiasan-kiasan yang terkandung di dalamnya memberikan arti tentang hidup ini. Faktanya, banyak orang berdalih bahwa mempelajari sejarah hanyalah omong kosong. Namun sekali lagi, jangan pernah lupakan sejarah itu sendiri.
Dalam konteks hari ini, ketika dikorelasikan dengan punggawa bangsa dalam hal ini adalah “mahasiswa” maka manuver mahasiswa menjadi peran central. Artinya ketika mahasiswa yang ada diseluruh penjuru Indonesia ini, ketika tidak mampu menampung sumber sejarah bangsanya, maka sepintar apapun dia, sama saja dengan tong kosong. Dunia hedonisme menjadi selimut tebal bagi mahasiswa. Hedonisme yang bermula dari modernisasi bahkan globalisasi menjadi pemicu autism masyarakat hari ini. Banyak pasar swalayan yang bertingkat dan tidak sedikit pula pasar tradisional yang digusur.
Apakah ini merupakan wujud dari pada cita-cita Indonesia? Tentu saja tidak. Sang Proklamator kita Ir. Soekarno menegaskan bahwa rakyat Indonesia diajarkan untuk mandiri dan juga berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Jangan hanya berpangku tangan melainkan kerja keras yang menjadi modal dasar dalam kehidupan ini. Subjektifitas pemerintah hari ini menjadikan rakyat kecil menjadi imbas kapitalis. Kapitalis yang tersenyum ceria menikmati hasil luka dari banyaknya buruh. Sehingga momentum 1 Mei memberikan makna tersendiri bagi kaum buruh dan juga kaum kapitalis.
Barometer perpolitikan hari ini sangat tidak prinsipil. Lebih dominan pada unsure kepentingan, karena orang pada zaman sekarang haus akan kekuasaan, bukan haus akan keadilan. Nah, dari berbagai perspektif inilah pastinya banyak mengundang argumentasi secara verbal maupun nonverbal. Agar tidak banyak teori, marilah kita sebagai warga negara Indonesia menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sangat bertanggung jawab. Inti dari pada kesuksesan bangsa Indonesia terletak pada generasi dan ajaran bangsa itu sendiri.