on Selasa, 08 April 2014
 



 By : Khusnul Abid
Science Communication


"Hidup Bukanlah Rekayasa"
Hirup pikuk arah kehidupan manusia ini bergantung pada dinamika kehidupannya. Di dalam menentukan arah dan jalur pikiran tersebut dibutuhkan sebuah pemikiran yang tandas dan jelas, sehingga hidup ini bukan berorientasi pada rekayasa hedonisme semata. Multikulturalisme sebagai bahan rujukan manusia itu sendiri. Mulai dari banyaknya potensi budaya, tradisi, agama yang terkemas dalam Bhineka Tunggal Ika Indonesia.
Berbangga pada diri dan juga pada bangsa, itu merupakan bentuk peduli kita terhadap hidup ini. Selain itu, komponen-komponen diri yang tercipta dalam bentuk kepribadian patut kiranya menjadi insan yang berbudi luhur, insan yang mempunyai prinsip kuat yang menjalar dalam kehidupan sehari-harinya. Hidup ini bukanlah rekayasa yang dikonsep oleh Tuhan, namun hidup ini memberikan arti bagaimana seorang makhluk kenal dan tahu siapa Tuhannya.
Hal-hal yang bersifat tabu pada hari ini adalah banyak orang yang menganggap hidup hanya sebuah permainan, apalagi hidup dijadikan sebagai sebuah sandiwara belaka. Di dalam alam liberalisme manusia memposisikan dirinya sebagai makhluk yang kuat, hebat, dan juga paling cerdas. Secara alamiah memang benar demikian. Akan tetapi sifat-sifat manusia juga bisa lebih nista seperti halnya "hewan" yang tak berpendidikan.
Di dalam tulisan ini, penulis mencoba membuat spektrum yang berupa gagasan, agar nantinya solidaritas  antar sesama manusia bisa tetap saling terjaga. Begitu pula hubungan manusia dengan Tuhannya agar lebih harmonis.

0 komentar:

Posting Komentar